News

Dosen UGM Olah Limbah Kulit Kepiting Jadi Antihama Ramah Lingkungan

Jakarta, Liputan7up.com – Periset dan dosen Pascasarjana Fakultas Farmasi UGM, Ronny Martien, menciptakan pestisida alami menggunakan bahan dari sampah cangkang udang dan kepiting. Pestisida alami ini diklaim lebih ramah lingkungan dan manusia dibanding dengan pestisida kimia yang sering digunakan petani.

Ronny mengutarakan, dalam cangkang kepiting dan udang terdapat senyawa kitin. Senyawa ini lalu dirubah oleh Ronny jadi kitosan dalam ukuran nano partikel yang berwujud cair.

Ronny menceritakan jika produk nanokitosan temuannya bermula dari keprihatinan pada pemakaian pestisida yang cukuplah tinggi untuk memberantas hama di perkebunan sayur dan buah daerah Ngablak, Kopeng, Jawa Tengah. Pemakaian pestisida dalam jumlahnya besar oleh petani ini dia anggap beresiko.
“Pemakaian pestisida dalam jumlahnya besar yang dikerjakan beberapa petani memang dapat kurangi serangan hama perkebunan, tapi ini beresiko,” tutur Ronny di Kantor Humas UGM, Jumat (11/1).

Lihat keadaan ini, Ronny terdorong untuk mencari jalan keluar. Ia lakukan riset untuk menciptakan tehnologi yang dapat membuat perlindungan tanaman dari kerusakan karena serangan hama.

Sebab sudah lama tekuni analisis nanopartikel, muncul inspirasi membuat nanokitosan untuk membuat perlindungan tanaman dari hama.

“Bukan seperti pestisida yang membunuh hama, tapi nanokitosan disemprotkan untuk melapisi (coating) tanaman sehingga membuat perlindungan dari serangan hama,” urai ahli nanoteknologi ini.

Formula nanokitosan ini lalu dinamakan Dewaruci Chitosan. Produk ini lalu diimplementasikan Ronny pada petani di beberapa lokasi Indonesia diantaranya di Kopeng, Tawangmangu, Kediri, dan Lombok Barat.

Hasil dari uji-coba, Dewaruci Chitosan hasil kembangan Ronny ini ramah lingkungan. Tidak hanya itu, dapat tingkatkan hasil panen.

Ronny memberikan Dewaruci Chitosan dapat juga digunakan menjadi pengawet organik makanan. Contohnya, untuk mengawetkan buah, sayur, ikan ataupun bahan pangan yang lain.

“Dapat perpanjang usia taruh produk makanan sampai 3 bulan dan pun mengawasi kualitas produk. Tidak hanya itu tidak akan merubah perasaan, tidak merubah warna, tidak merubah struktur, tidak memunculkan berbau, serta aman dan alami,” tutup Ronny.

To Top